Halaman

11 Juli 2013

Menahan Gejolak Nafsu dengan Puasa, Bagaimana Caranya?


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Ya akhi Ya ukhti, kali ini ana akan menginfokan tentang syahwat???
Ya pada dasarnya juga terkait tentang puasa, ya Puasa yaitu menahan diri dari apapun yang membatalkan puasa.. Nah perlu di ingatkan bahwa puasa itu menahan diri kita dari hawa nafsu yang tak terkendalikan, INGAT! Puasa tidak hanya menahan nafsu makan dan minum saja, tetapi juga menahan syahwat, ya nafsu birahi..
nah syahwat ini dapat ditanggulangi dengan Puasa!

Langsung saja Ya
sumber=> http://pgriciampea-smp.site90.net/BungaRampai/9/ibadah/Menahan.html

Assalaamu'alaikum wr. wb.

Ustadz, saya banyak mendengar ataupun membaca bahwa salah satu cara untuk menahan/mengendalikan hawa nafsu adalah berpuasa. Namun saya bingung, puasa apa yang harus dilakukan? Atau puasa apa namanya dan niatnya apa? Terimakasih pada ustadz atas kesediannya menjawab pertanyaan saya.

Wassalam. Hamba Allah



Jawaban:
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, washshalatu wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du

Puasa adalah salah satu cara dalam mengendalikan nafsu dan syahwat sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

"Wahai para pemuda, apabila siapa diantara kalian yang telah memiliki ba'ah (kemampuan) maka menikahlah, kerena menikah itu menjaga pandangan dan kemaluan. Bagi yang belum mampu maka puasalah, karena puasa itu sebagai pelindung." (HR Muttafaqun 'alaih).

Puasa apa saja, baik yang wajib maupun yang sunnah. Puasa wajib adalah puasa bulan Ramadhan, puasa nazar dan puasa qadha'. Sedangkan puasa sunnah ada banyak versi dan jenisnya. Kesemuanya termasuk puasa yang bila dilakukan dengan benar bisa mengendalikan nafsu dan syahwat.

Di antara puasa sunnah adalah a. Puasa Senin Kamis yang sangat besar nilai pahalanya.
  • Puasa Ayyamul Biidh, yaitu puasa tiga hari dalam sebulan setiap tanggal 13, 14 dan 15 (bulan hijriyah).
  • Puasa Daud, yaitu puasa berselang-seling setiap hari.
  • Puasa 6 hari di bulan Syawwal
  • Puasa tanggal 9-10 bullan Muharram.
Dan masih banyak lagi puasa lainnya yang tidak harus terkait dengan momentum tertentu. Jadi anda juga bisa berpuasa mutlak yang tidak terkait dengan tanggal-tanggal di atas.

Niatnya sederhana saja, cukup anda tetapkan di dalam hati bahwa anda ingin berpuasa tertentu pada hari tertentu. Misalnya, anda pada hari Senin berniat untuk melakukan puasa sunnah hari Senin. Maka tancapkanlah niat itu di dalam hati. Tidak harus dilafazkan dengan membaca nawaitu dan seterusnya. Sebab niat itu adanya di dalam hati, bukan di lidah. Meski pun ada sebagian ulama yang mengajurkan untuk melafazkannya sebagai ta'kid (penguat) niat. Namun wilayah ini adalah wilayah perdebatan yang tak kunjung habis.

Tapi lepas dari pendapat manakah yang anda pilih, yang pasti tanpa melafazkannya pun niat itu sudah syah dan sudah tercapai syarat dan rukunnya.

Puasa Bisa Menahan Nasfu untuk Sementara

Tetapi perlu diingat bahwa puasa ini hanya mengendalikan nafsu dan syahwat untuk sementara saja, bukan menghilangkan atau memusnahkannya. Sebab nafsu dan syahawat itu adalah bagian dari kelengkapan seorang manusia. Tanpa adanya nafsu dan syahwat, maka tidak bisa dikatakan manusia. Allah SWT telah berfirman tentang hal ini dalam salah satu ayat Al-Qur'an,

"Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada syahwat (apa-apa yang diingini), yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (QS Ali Imran: 14)

Nafsu dan syahwat yang sudah menjadi bagian utuh dari seorang manusia oleh syetan kemudian dikembangkan sehingga menjadi faktor dominan. Syetan dalam misinya akan selalu dan disenantiasa berusaha untuk menggoda keimananan lewat nafsu dan syahwat yang membara. Salah satu caranya adalah dengan membuat tergoda dengan pesona wanita yang bukan haknya. Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Sesungguhnya wanita menghadap dalam bentuk syetan. Barang siapa yang mendapatkan hal itu, hendaklah ia mendatangi istrinya karena hal tersebut akan memperlemah perasaan yang ada dalam dirinya." (HR Muslim, Abu Daud dan Tirmidzy).

Imam An-Nawawy ketika mengomentari hadits ini berkata, "Sebuah isyarat kepada hawa nafsu dan mengajak kepada fitnah karena Allah menjadikan dalam jiwa setiap lelaki kecenderungan untuk mencintai wanita, dan rasa nikmat ketika memandanginya. Dalam kondisi itu, baginya wanita seperti menyerupai syetan karena dapat mengajak kepada kejahatan dengan bisikannya."

Rasulullah SAW bersabda,

"Sesungguhnya Allah telah menuliskan bagi anak-anak Adam bagiannya dari zina, ia pasti akan mendapatkanya. Zinanya mata memandang yang diharamkan, zinanya lisan membicarakannya, zinanya jiwa mengharap dan membayangkannya sedangkan kemaluannya akan membenarkan hal tersebut atau mendustakannya." (HR Tirmidzy).

Oleh karena itu, agar anda terhindar dari perbuatan nista dan juga perbuatan-perbuatan lainnya yang dapat mendorong kepada hal tersebut, kita bisa melakukan puasa, karena puasa bisa menghilangkan pengaruh syetan di dalam darah. Puasa juga bisa melemahkan gejolak nafsu di dada. Puasa apa saja dan kapan saja, asal dilakukan dengan benar. Bukan sekedar puasa tidak makan dan tidak minum, tapi mata jelalatan kesana kesini, pikiran melayang dan menghayal tak tentu rimbanya. Puasa yang 'salah teknik' ini umumnya tidak terlalu efektif untuk meredam nafsu dan syahwat.

Wallahu a'lam bishshawab,
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

eramuslim

 


MYNOTE
*Semoga kita dapat membedakan antara Cinta karena Allah dengan Nafsu semata, itu sangatlah berbeda! Tetapi saat orang mengalaminya, susah membedakannya, seakan mengatasnamkan birahi karena Allah.. tolong sadarkan diri
Nafsu semata, itu hanya rasa palsu sementara.. yakinkah akan istiqomah??
bedakanlah dengan Cinta Karena Allah, Insya Allah suci hanya buat yang halal *nanti saat sudah siap.. Insya Allah diridhoi-Nya dan CINTA hingga ke Syurga
So, Cintailah Allah dulu, Insya Allah dengan cinta Allah kita akan mendapatkan cinta dari Makhluk-Nya
:) afwan




"Maaf, jika terjadi kesalahan, kekurangan, salah kata, atau kata-kata yg kurang tepat.. afwan" :)
Wallahu a'lam bishshawab

2 komentar:

  1. aku sedang puasa Daud,lalu saat tidur siang aku mimpi basah,bisa dijelaskan kenapa ?
    Terima kasih

    BalasHapus